Senin, 21 Desember 2009

Pengaruh

Kita semua pasti pernah menonton kartun kan? (buat yang belum pernah coba dee menonton kartun).

Doraemon, kartun sepanjang jaman. Dragon Ball juga, sampai saat ini pun saya dan kakak saya (yang sudah mempunyai 1 istri dan 1 anak) masih suka berebut untuk menonton Dragon Ball sama saya. Okaaii, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kartun sepanjang jaman. Yang ingin saya bicarakan adalah pengaruh dari menonton film kartun. Ada banyak pengaruh yang didapat dari film kartun, baik/buruk bisa di dapatkan dari menonton kartun. Pengaruh menonton film kartunpun terjadi pada saya. Entah baik atau buruk, tapi saya percaya akan adanya itu.

Dulu, disalah satu stasiun tv swasta pernah menyiarkan film kartun edukasi bagi anak-anak. Saat itu saya sudah duduk dibangku SMP (yaa... saya masih menonton film kartun, bahkan sampai sekarang). Pada episod kali itu menceritakan, bahwa kita harus merapikan kembali semua barang yang telah digunakan jika telah selesai bermain. Karena jika tidak, nantinya kita akan kesulitan mencari barang tersebut. Dan saat itu terdapat karakter dua orang peri suami-istri. Si suami adalah peri yang suka sekali mengumpatkan barang milik orang lain jika dia tidak menaruhnya dengan baik dan si istri adalah peri yang suka menaburkan debu.
Dan semenjak saar itu saya, percaya akan keberadaan dua peri tersebut. Apalagi dengan si peri suami (huahuahuahua).

Saya sering sekali kehilangan barang, padahal saya yakin bahwa sudah menaruhnya di tempat yang saya tuduhkan sebagai TKP. Dan setelah mencarinya beberapa lama (bahkan sampai beberapa hari), tiba-tiba barang tersebut muncul di tempat TKP. (Benarkan ada yang mengumpatkannya? huehuehue..). Saya tau kalau ini sebenarnya adalah cara saya mengalihkan kesalahan yang telah saya perbuat. Tapi selama barang yang saya cari belum ditemukan, saya yakin bahwa si peri pengumpat baranglah yang melakukannya. Dan untuk peri penebar debu, saya juga yakin bahwa dia ada. Yaaah, walaupun saya akui kalau saya jarang membereskan rumah (kalau tidak terpaksa). Dan sebenarnya saya juga tidak menyangkal bahwa ada proses alamiah yang yang menyebabkan munculnya debu-debu. Tapi entah mengapa saya tetap percaya akan kehadirannya dua peri tersebut.

Selamat bertugas, peri pengumpat barang dan peri penabur debu. Hihii.. Tapi jangan sering-sering mengumpatkan barang saya yaaa.... ^_^y

Jumat, 18 Desember 2009

bunga Mata-Hari


Warna kuning yang cerah, membuatnya selalu sedap dipandang. Bulatan berwarna cokelat yang berada di tengah membuatnya semakin tampak terlihat ceria.

Seorang teman menuliskan sebuah kalimat di jejaring sosial entah kata-kata siapa yang dituliskannya. Dia berkata, "Menjadi melatilah meski tampak tak bermakna Sebab ia akan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan Ia begitu putih seolah tanpa cacat Ia tak pernah iri melihat mawar yang segar merekah dan tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi Ia tak pernah dengki dan rendah diri pada keanggunan anggrek dan tulip..."

Saya tak suka mawar yang segar merekah namun memiliki duri di tangkainya, terlihat bermuka dua nampaknya...

Anggrek, saya tak suka dengan bunganya yang mudah lepas dari tangkainya, terlihat rapuh...

Aaaah... terkadang saya goyah akan pilihan saat melihat warna-warnimu yang cerah. Baiklah, tak usah saya pungkiri mungkin kau berada di dalam urutan kedua sesudah bunga matahari.

Saya tak suka menebarkan wewangian keseluruh penjuru, bagi saya itu terasa sebagai teriakan sombong atas kebaikan yang diberikannya...

Saya suka bunga matahari yang menjulang, melihat ke seluruh penjuru peluang yang akan didapatkan dan tumbuh tinggi kearah langit menuju pusat cita-citanya... 

kamu?

Kamis, 17 Desember 2009

AMPHIBI


saya bukan si ph <7
saya tidak sama dengan ph >7
saya netral

AC atau DC kah saya?
saya yakin saya positif
saya hidup pula dalam negatif

anda adalah basa
beliau adalah positif
saya adalah aku

chat

kamu jangan suka chat saya...!!!
kamu sii enak gak ngerasa apa-apa.
saya? saya udah kaya ubin diruangan ber-ac yang tiba-tiba penuh sesak oleh orang. pengap, panas, mau mencuat keluar, jadi pecah.

kamu gak tau kan, seberapa besarnya saya harus menahan napsu yang ada supaya gak click nama kamu. supaya otak ini gak berusaha berputar untuk mecari kira-kira topik awal apa yang asik buat 'say hello' ke kamu.

kamu juga gak tau kan sewaktu kamu memberi topik yang gak saya pahami, saya berusaha cari tau agar saya paham yang kamu maksud.
kamu juga gak tau klo pembicaraan mengenai pasanganmu itu, hanya basa-basi yang sebetulnya bikin saya sakit hati.

sana kamu, jauhi saya...
karena saya susah buat jauhi kamu...

waktuku (kami) kecil... it's all about ASTEK.

Main dari pagi sampai malam. Pulang ke rumah kalau hanya ingin makan, buang hajat, serta mandi.
Bau tubuh = bau matahari, asem.
Melakukan hal-hal di luar kewajaran namun sangat indah saat dikenang kini.

WAKTU ITU....

  • Main sepeda sampai nyasar entah berada dimana, untung bisa balik ke rumah.

  • Main di pipa gas, hahaha.... Entah suka tantangan, lugu nan polos, atau emang bodoh bermain di tempat bahaya kaya gitu.

  • Main layangan di bulakan belakang rumah, juga main layangan di atas genteng sampe maghrib. Saya rindu saat main layangan di atas genteng.

  • Bermain air di *sensor* (hanya tuhan dan kami yang tau).

  • Bikin geng-gengan caur, ooh..... Paul, Minul, Cangmai, Pikun, Culay, Icoy, dan masih banyak nama lainnya. Hihihii...

  • Sampai bermain gundu pun kita punya kubu masing-masing..

  • Melihara anjing, dengan perawatan yang aneh. Setelah dimandikan, anjing itu ditidurkan disebuah ayunan yang kami buat khusus sambil disemprotkan pewangi ruangan di kandangnya. Alhasil anak anjing itu = MABOK.

  • Kode, yaaa kami punya kode khusus. "tutatuiiit... tutatuiiit... tuiiit... tuiiit...".

  • Pletokan jambu air.. Kok sekarang gak ada yang mainin itu lagi yaa?!

  • Main pistol-pistolan isi peluru plastik di dalam masjid. Ada perperangan di Masjid Al-Ihsan Komplek Astek yang dilakukan oleh anak-anak tak beradab.

  • Selain tembak-tembakan dari ranting pohon bambu dan pistol-pistolan, kami juga main tembak-tembakan dari batang pohon pisang, ketua geng dan yang membuatkan kami tembak-tembakannya adalah Kak Tina. hahaha... Sekarang ketua gengnya udah kawin dan mempunyai anak.

  • Dulu kita punya perosotan, sekarang perosotannya sudah hilang ditelan waktu. Namun kami tak putus asa jika ingin bermain prosotan. Pelepah pohon palem dan lapangan bola, prosotan portable pun jadi.

  • Tempat nongkrong kita, pohon ceri, pohon mangga, dan rumah kosong. Itu sebabnya setan gak ada yang berani ganggu karena kamilah penunggu yang sebenarnya. hahaha...

  • Saat bulan Ramadhan tiba, dengan semangatnya datang ke masjid untuk shalat tarawih bersama walaupun kebanyakan bercandanya. Janjian shalat subuh bareng di masjid. hihihii.. lucunya kami. Setelah selesai shalat subuh, kami lari pagi. lari pagi...? yaa..!! setelah lari pagi, main gala asin. pulang ke rumah, tidur. Siang bangun cari petasan buat dimainin nanti malamnya. hehehee...

Dulu kami juga anak TPA. Tetap berkubu, hahaha... kami sok eksklusif sekali yaa...?! Anak malam dan anak sore. hihihii... Tapi sekarang kami sudah 
berteman akrab kok, antara anak sore dan anak malam...

Selain ada anak malam dan anak sore, dulu juga ada ada kubu lain, anak atas dan anak bawah... ckckckck, berbagai macam kubu kami..

KEMANAKAH MEREKA SEMUA SEKARANG?
Nah, kalau yang ini saya 
tidak tau. Pada mabur...

Kami tidak pernah iri dengan Si Bolang, kami hanya rindu menjadi Si Bolang

(Ini baru sebagian kecil dari petualangan kami, kenangan yang sangat indah)